CV
PERSONAL DATA
Name: Andrie Irawan
Place, Date of Birth: Jakarta, Februay, 1989
Sex: Male
Marital Status: Single
Height/Weight: 179 cm/80 kg
Address: Taman Cosmos blok L/15, Jakarta Barat 11520
Phone (Home): (021) 5657694
Phone (Mobile): 0819 321 99066
E-mail: whiterz_89@yahoo.com
EDUCATION
FORMAL EDUCATION
2007 - Present The London School of Public Relations - Jakarta
Bachelor of Art Communication Studies
Major: Marketing
2004 - 2006 SMA Providentia Jakarta Barat
2001 - 2003 SMP Providentia Jakarta Barat
NON FORMAL EDUCATION
2005 - 2006 Mandarin Course at BTIP Kyai Tapa
2003 - 2004 English Course at English First
SEMINARS & WORKSHOPS
2009 Participant of "Marketing: BANGKRUT (Bagaimana Mengatasi Krisis Dengan Menggunakan Teknologi)" Jakarta
2009 Participant of "PR vs Entrepreneur Talk Show" Jakarta
2009 Participant of "AGAINST WOMAN TRAFFICKING: WOMEN ARE NOT FOR SALE" Jakarta
2008 Participant of "Markplus Conference 09" Jakarta
ACHIEVEMENTS
2009 First Class Pass - Level 1 City and Guild English for Business Communication (ECB) Jakarta
SKILLS
Computer operating (Microsoft Office, Internet, etc)
MANAJEMEN COMPLAIN
WHAT IS COMPLAIN?
- Adanya keterlibatan dan komitmen yang kuat dari pimpinan pelayanan dengan menetapkan sumber dan pelatihan staf pelayanan yang tepat
- Mengakui dan melindungi hak-hak pelanggan dan staf
- Tersedianya sistem dan prosedur komplain yang terbuka, efektif dan mudah untuk diikuti bagi pelanggan
- Memanfaatkan umpan balik dari luar, seperti lembaga Ombudsman, lembaga konsumen, dan sebagainya
- Terus memonitor keluhan pelanggan agar organisasi bisa senantiasa meningkatkan mutu pelayanannya
- Mengaudit efektivitas pelaksanaan sistem dan prosedur komplain yang telah ada.
- Mudah diakses dan dipublikasikan dengan sempurna
- Kecepatan pelayanan dengan batas waktu penanganan yang pasti dan menjaga agar pelanggan terus mengetahui perkembangannya
- Confidential; untuk melindungi staf dan pelanggan yang menyampaikan komplain
- Informatif; memberikan informasi yang cukup bagi pimpinan sehingga pelayanan bisa senantiasa ditingkatkan
- Mudah dipahami dan digunakan
- Jujur; dengan menyediakan prosedur lengkap untuk menyelidikinya
- Effektif; setiap keluhan ditangani dengan menggunakan instrumen dan alternatif yang tepat
- Terus-menerus dimonitor dan diaudit; untuk memastikan masalahnya telah diselesaikan dengan sempurna.
PEMBUNUHAN KARAKTER BANGSA DALAM FILM – FILM HORROR INDONESIA MASA KINI
LATAR BELAKANG
Industri film di Indonesia itu sangat mengikuti pasar. Seperti pada awalnya kebangkitan AADC, dan semua buat film remaja dengan tema cinta, lalu muncul Genre Horor yang dianggap berhasil dan semuanya pun bergantian membuat film horor. Komersialisasi nya masih tinggi sekali. Meskipun tidak bisa dipungkiri untuk kita hidup saat ini membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita masing – masing. Seperti sekarang ini terdapat banyak macam dari film horor di Indonesia, banyak dari cerita tersebut yang menceritakan hal – hal gaib, dukun, pelet, yang bertujuan untuk menakuti para penonton dengan membuat karakter pemain yang aneh dan menyeramkan dengan make up tebalnya.
MASALAH UTAMA
Film horor di
SINOPSIS
Trio pemburu mayat (Sukun, Obeng, dan Odjie) beraksi kembali. Kali ini mereka mencari Kuntilanak yang menjelma menjadi manusia kembali setelah paku di kepalanya, dilepas secara tidak sengaja oleh atasan mereka, Pak Joko. Pak Joko yang melepas paku kuntilanak tersebut diteror terus menerus oleh ibunya, karena belum juga menikah diusianya yang sudah semakin tua. Pak Joko yang berniat mendekati Mona malah ditolak mentah-mentah. Hingga akhirnya muncul seorang perempuan cantik bernama Kunti, yang tak lain adalah sosok Kuntilanak yang dicari-cari oleh Trio Pemburu mayat Mereka pun mencari berbagai cara untuk meyakinkan pak Joko bahwa perempuan yang akan dinikahinya tersebut adalah sosok kuntilanak yang sedang menuntut balas pada orang-orang yang telah menyakiti dirinya.
PEMBAHASAN
Film Horror
KESIMPULAN
Kesimpulan saya untuk film horor di
PERAN DAN PENERAPAN KE TUJUH UNSUR KEBUDAYAAN SECARA UNIVERSAL PADA KEBUDAYAAN BETAWI
this is
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya, berkat, dan penyertaan yang diberikan setiap hari sehingga penulis dapat menyelesaikan final test Cultural Antrhopology ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan semester 3 ini.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini baik moril maupun materiil, khususnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Dr. Tutik Dwi Winarni, SE, MM selaku pengajar mata kuliah Cultural Anthropology yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan bantuan, kepada penulis dalam pekerjaan ini.
2. Para Dosen, selaku pengajar STIKOM LSPR yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu.
3. Dan, semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas final test ini hingga terselesaikan dengan baik.
Akhir kata penulis pun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas final test ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Tetapi inilah hasil terbaik yang dapat penulis lakukan saat ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan tugas final test ini.
Penulis
Andrie Irawan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………............ ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. iii
BAB
I.1. Latar Belakang Masalah
I.2. Perumusan Masalah
I.3. Tujuan Penelitian
BAB II. KERANGKA TEORITIS
II.1. Teori Kebudayaan
II.1.1. Definisi Teori Kebudayaan Secara Etimologi
II.1.2. Definisi Teori Kebudayaan Secara Konseptual
II.1.3. Definisi Teori Kebudayaan Secara Operasional
II.1.4. Instrument Variabel Teori Kebudayaan
II.2. Teori Masyarakat
II.2.1. Definisi Teori Masyarakat Secara Etimologi
II.2.2. Definisi Teori Masyarakat Secara Konseptual
II.2.3. Definisi Teori Masyarakat Secara Operasional
II.2.4. Instrument Variabel Teori Masyarakat
BAB III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
III.1. Bahasa
III.2. Sistem Teknologi dan Alat Produksi
III.3. Sistem Mata Pencaharian
III.4. Organisasi Sosial
III.5. Sistem Pengetahuan
III.6. Sistem Religi
III.7. Kesenian
BAB IV. PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Sejak akhir abad yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri imigran dari seluruh
Betawi adalah satu kelompok dan populasi asli
Pada tahun 1923, Moh Husni Thamrin, salah seorang Perkumpulan Tokoh Betawi, mengumumkan bahwa hal ini adalah suatu momen bahwa Betawi adalah sebagai satu kelompok etnis dan sebagai sebuah kesatuan sosial dan politik.
I.2. Perumusan Masalah
Bagaimana peran dan penerapan ke tujuh unsur kebudayaan secara universal pada kebudayaan Betawi?
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam meneliti masalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem bahasa pada kebudayaan Betawi.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem teknologi dan alat produksi pada kebudayaan Betawi.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem mata pencaharian pada kebudayaan Betawi.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem organisasi sosial pada kebudayaan Betawi.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pengetahuan pada kebudayaan Betawi.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem religi pada kebudayaan Betawi.
7. Untuk mengetahui dan menganalisis kesenian pada kebudayaan Betawi.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
II. Teori Kebudayaan
II.1.1. Definisi Teori Kebudayaan Secara Etimolgi
Kata kebudayaan berasal dari kata buddhayah dalam bahasa Sansekerta, yaitu bentuk jamak dari budhhi yang berarti budi atau akal. Demgan ini kebudayaan dapat dikatakan sebagai hal-hal yang berkaitan atau bersankutan dengan akal. Baik pula diketahui kata culture yaitu bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kebudayaan, berasal dari bahasa latin yaitu kata colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan.
II.1.2. Definisi Teori Kebudayaan Secara Konseptual
· Menurut Edward B. Tylor (1871)
Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
· Menurut Koentjaraningrat (1979)
Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan. Dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
· Menurut Herskovits
Kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu genersi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
· Menurut Selo Soemardjan dan Soeloeman Soemardi (1964)
Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
· Menurut Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur – struktur sosial, religius, dan lain – lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
II.1.3. Definisi Teori Kebudayaan Secara Operasional
Dari beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa kebudayaan adalah sarana yang digunakan oleh masyarakat termasuk sudut pandang, ilmu pengetahuan, seni, bahasa, dan adat istiadat. Yang diciptakan masyarakat itu sendiri dalam berkomunikasi satu sama lain.
II.1.4. Instrument Variabel Teori Kebudayaan
No | Teori | Dimensi | Indikator |
1 | | Ilmu | Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial |
| | Pengetahuan | Agama |
| | | Kewarganegaan |
2 | | | Seni Rupa |
| Kebudayaan | Seni | Seni Musik |
| | | Seni Pahat |
3 | | | Bahasa Jawa |
| | Bahasa | Bahasa Batak |
| | | Bahasa Melayu |
II. Teori Masyarakat
II.2.1. Definisi Teori Masyarakat Secara Etimologi
Masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau berpartisipasi. Dalam bahasa Inggris, masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan social, dan rasa kebersamaan.
II.2.2. Definisi Teori Masyarakat Secara Konseptual
· Menurut Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok – kelompok yang terpecah – pecah secara ekonomis.
· Menurut Paul B. Horton
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama – sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
· Menurut MJ. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
· Menurut Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai – nilai yang dominan pada warganya.
· Menurut Soerjono Soekanto
Masyarakat adalah :
1. Manusia yang hidup bersama sekurang – kurangnya terdiri atas dua orang.
2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia – manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan – peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
II.2.3 Definisi Masyarakat secara Operasional
Masyarkat adalah suatu kesatuan sistem kelompok sosial yang terbentuk karena manusia – manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginan – keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya.
II.2.4. Instrument Variabel Teori Masyarakat
No | Teori | Dimensi | Indikator |
1 | | | Sistem mata pencaharian |
| | Sistem | Sistem ekonomi |
| | | Sistem budaya |
2 | | | Kesatuan bahasa |
| Masyarakat | Kesatuan | Kesatuan kebudayaan |
| | | Kesatuan adat istiadat |
3 | | | Manusia merupakan makhluk sosial |
| | Manusia | Manusia memiliki akal budi |
| | | Manusia berinteraksi dengan lingkungannya |
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
III.1. Bahasa
Bahasa dalam suku betawi bersifat campur aduk, dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar
Meskipun bahasa formal yang digunakan di
III.2. Sistem Teknologi dan Alat Produksi
Teknologi transportasi saat ini sudah sangat berkembang dan memadai, seperti transportasi angkatan laut, angkatan darat, dan angkatan udara. Seperti pesawat terbang, kapal laut, bus, taksi, dan angkutan – angkutan umum lain nya, yang biasa digunakan untuk menggankut penumpang, baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh.
III.3. Sistem Mata Pencaharian
Perkembangan cepat dan migrasi, sesungguhnya, mendorong masyarakat Betawi asli ke pinggiran
Kegiatan ekonomi berhubungan dengan pertanian dimana sejumlah orang terlibat dalam proses pertanian itu sendiri, Pemrosesan meliputi pengolahan lahan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Seorang petani biasanya melakukan pengerjaan proses itu sendiri, dan dalam tahapan Proses lebih lanjut, keluaraga ikut terlibat dalam proses menangani pemasaran, dia menjual kepada pedagang di pasar tradisional. Pemilik lahan juga turut serta dalam pemanenan tanaman keras seperti buah-buahan.
III.4. Organisasi Sosial
Betawi adalah populasi dan salah satu dari kelompok etnis asli yang tinggal hidup bersama-sama di
Pada dasar nya, orang Betawi asli adalah suatu ikatan komunitas yang kuat. Kebanyakan dari mereka adalah Muslim. Kegiatan atau organisasi social yang biasa dilakukan berhubungan dengan perayaan, (seperti perkawinan, potong rambut bayi, khitanan) dan kelompok religius. Penjelmaan dari ikatan sosial dan religius adalah pengkajian aktivitas – aktivitas keagamaaan. Mereka mempunyai tiga kelompok keagamaan meliputi kelompok penhajian anak muda, ibu rumah tangga, dan pengajian bapak-bapak. Pada setiap minggunya masing-masing kelompok membaca Al Qur’an dan mempelajari hukum Islam.
Sejak tahun 1950-an beberapa tokoh Betawi mendirikan organisasi. Reaksi dari semakin berkembang pertumbuhan migrasi dan pengembangan
Tahun | Nama Organisasi | Penemu |
1954 | MANGUDAT IWARDA (Pemangku Adat Ikatan Warga | H. Aseni, H. Muhari H. Effendi Yusuf H. Irwan Syafi’I Drs. Rusdi Saleh |
1975 | IKRAR (Ikatan Keluarga Sejahtera Baersama) | Wim Salamun H. Abdurrachim |
1976 | LKB (Lembaga Kebudayaan Betawi) | H. Effendi Yusuf Atje Mulyadi |
1977 | PERMATA MHT (Persatuan Masyarakat | H. J. |
1981 | IWARDA (Ikatan Warga Djatkarta Asli) | ---- |
1982 | BAMUS (Badan Musawarah Masyarakat Betawi) | H. Effendi Yusuf |
1990’n | FORKABI (Forum Komunikasi Anak Betawi) | ---- |
III.5. Sistem Pengetahuan
Kebanyakan dari asumsi banyak orang tentang masyarakat Betawi ini mengatakan bahwa sedikit atau bahkan jarang dari masyarakat Betawi yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang betawi yang berhasil. sebut saja Muhammad Husni Thamrin, Benyamin S, bahkan hingga Gubernur Jakarta saat ini, Fauzi Bowo.
Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
III.6. Sistem Religi
Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Diantara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa.
III.7. Kesenian
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong. Dalam hal kesenian, biasanya yang paling khas dan langsung teringat adalah Ondel-ondel Betawi yaitu sepasang boneka besar (tinggi kurang lebih 2,5 m) dengan wajah seram. Rupanya wajah seram boneka laki-laki dan perempuan ini adalah untuk menakut-nakuti roh halus sehingga berfungsi juga sebagai penolak bala. Kalau sekarang boneka ini bisa ditemui dimana saja sebagai bagian dari penyambutan tamu-tamu terhormat.
Kesenian lain yang terkenal dari Betawi adalah lenong Betawi. Kalau dahulu lenong Betawi hanya ada dua macam yaitu lenong denes yang berkisah tentang kebangsawanan atau kerajaan, serta lenong preman yang berkisah tentang jawara Betawi dan cerita kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan adanya industri televisi, lenong semakin semarak dengan
BAB IV
PENUTUP
Dalam penulisan tugas final test ini, penulis tidak menutup mata akan segala kekurangannya baik bahasa maupun penulisannya. Hal ini tidak lain karena keterbatasan penulis dalam ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Demikianlah tugas final test Cultural Antrhopology ini, mudah – mudahan tugas final ini dapat bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada bab - bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa secara garis besar suku Betawi merupakan suatu suku yang kaya akan kebudayaan, seperti yang tampak pada ke tujuh unsur kebudayaan tersebut. Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi Dan pada jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebihan dan cenderung tendensius. Orang betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua mereka juga sangat menghargai pluralisme. Dapat terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar
IV.2. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan kepada seluruh warga Indonesia agar untuk tetap menjaga dan melestarikan bersama kebudayaan yang ada sekarang ini, dan juga menjaga kebudayaan lainnya yang tersebar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sebagai citra atau ciri khas dari bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org//wiki/suku.betawi
Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan.